Like a leaf in the autumn, I have fallen. Like a chocolate, I melt in your hands. its all about life, love and secret
Wednesday, November 7, 2012
Kisah Angin, Daun dan Pohon
Kisah sang angin
Padang rumput ini adalah tempatku tinggalku
Ya aku tahu, tidak seharusnya angin memiliki tempat tinggal
Teman-temanku yang lain sering berkelana dari satu tempat ke tempat lain
Karena, memang itu yang dilakukan oleh angin
Bebas berhembus kemanapun kami mau.
Aku juga begitu, dulu !
Begitu aku sampai di padang rumput ini, aku memutuskan tidak ikut mereka
Dan tinggal di sini !
Aku tentu saja aku punya banyak teman sesama angin
Sudah banyak angin yang singgah di padang rumput ini
Dan tiap akan pergi, mereka selalu mengajakku serta
Tapi aku akan tetap setia pada padang rumput tempat tinggalku ini
Maka mereka menyebutku angin yang aneh
Tahukah kalian apa yang membuatku begitu menyukai tempat ini ?
Lihatlah pohon itu, tidakkah kau lihat selembar daun yang tampak berbeda
Daun itu lebih hijau dari yang lain
Dan tiap aku bermain di sekitar pohon itu, dialah yang bergerak paling ceria
Keceriaan yang menghipnotisku untuk menghentikan pengelanaanku
Dan diam di sini
Seperti biasa aku bermain di sekitar pohon tempat daunku tinggal
Ia tak seceria biasanya, bahkan ia tampak sedih
Aku berputar di sekitar pohon, ingin tahu apa yang menimpanya
Tetapi betapa terkejutnya aku ketika daun itu tiba tiba terlepas dari ranting sang pohon
Aku terdiam memandangi sang daun yang kini tergeletak di tanah
Ia bebas sekarang, ia tidak lagi tergantung di atas ranting pohon
Ini kesempatanku untuk melanjutkan perjalanan
Tanpa kehilangan alasan utamaku berhenti berkelana
Maka kuhampiri sang daun, mencoba mengajaknya ikut berkelana bersamaku
Tapi jawabannya membuat hatiku teriris
Maaf angin, andai saja aku bisa. Aku terlalu mencintai pohon yang baru saja membuangku ini. Dan aku takkan menyerah mencintainya. Aku akan tetap di sini, di kakinya sampai aku membusuk, terserap tanah, lalu menyuburkannya, pohon yang membuangku
Maka aku memutar tubuhku, tak sanggup lebih lama menyaksikan daun terindahku terluka, apalagi sampai membusuk demi pohon yang membuangnya
Kisah sang daun
Akulah daun, yang kau buang dari rantingmu dulu
Kutolak ajakan angin yang hendak menerbangkanku
Karena aku tak rela meninggalkanmu
Wahai pohon yang membuangku
Maka di sinilah aku
Tergeletak di bawah kakimu
Kubiarkan diriku membusuk
Untuk kemudian diserap tanah
Lalu menyuburkanmu
Pohon yang membuangku
Kisah Sang Pohon
Akulah pohon
Aku menatap daun yang baru saja jatuh dari rantingku
Ia terlihat tegar, walaupun kesedihannya tidak dapat tertutupi
Kudengar angin mengajaknya untuk pergi bersama
Tapi ia menolak
Ia ingin tetap di sini katanya
Membusuk, terserap tanah, dan menyuburkanku
Pohon yang membuangnya
Aku menangis mendengar kata katanya
Bukan hanya karena pengorbanannya
Tapi karena keadaan yang membuat aku harus membiarkannya berpikir kalau aku telah membuangnya
Padahal aku tidak pernah sekalipun ingin melepaskan daun itu dari rantingku
Bahkan jika Tuhan mengijinkan, akan aku lepaskan daun daun lain untuk mempertahankan daun terbaikku ini
Tapi mana bisa menawar Tuhan ?
Wahai daun yang kulepaskan
Aku biarkan kau berpikir aku telah membuangmu
Tapi aku menunggu saat dimana kau terserap tanah
Dan merambat masuk untuk menguatkanku
Karena mungkin, inilah cara Tuhan mempersatukan kita
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment